Jakarta — Pemerintah Indonesia secara aktif merespons dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, terutama akibat memanasnya konflik geopolitik serta kebijakan tarif proteksionis yang kembali digaungkan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi fokus adalah diversifikasi pasar ekspor, khususnya untuk komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil).
Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian (Kementan), Ardi Praptono, menyampaikan bahwa ketegangan militer antara India dan Pakistan telah menimbulkan kekhawatiran terhadap kelangsungan ekspor CPO Indonesia ke kedua negara tersebut.
“Kami melihat perkembangan perang India–Pakistan sekarang, ini memang akan berpengaruh pada ekspor kita. Oleh karena itu, mitigasi menjadi sangat penting. Kita harus segera penetrasi ke pasar-pasar baru,” ujar Ardi.
Pemerintah, lanjut Ardi, telah menyusun langkah taktis dengan membidik pasar-pasar non-tradisional, seperti negara-negara di Afrika dan Asia Timur. Bahkan Mesir telah menyatakan minat untuk membuka kerja sama perdagangan CPO dengan Indonesia.
“Langkah ini menjadi bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekspor nasional dan memperkuat ketahanan ekonomi di tengah tantangan global,” imbuhnya.
Di sisi lain, kebijakan tarif balasan (resiprokal) yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah komoditas asal Indonesia juga mendapat perhatian serius dari pemerintah. Meskipun penerapannya ditunda hingga 9 Juli 2025, pemerintah menilai momen ini sebagai peringatan penting untuk mempercepat reformasi dan strategi perluasan pasar ekspor.
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyampaikan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam menghadapi tekanan global. Ia mendorong pelaku UMKM untuk tidak bergantung pada pasar tunggal dan mulai menjelajahi potensi ekspor ke negara-negara berkembang lainnya.
“Kondisi global saat ini menuntut kita untuk lebih adaptif dan inovatif. Kita harus ubah tantangan menjadi peluang. Pasar domestik dan alternatif di Asia dan Afrika sangat menjanjikan,” kata Maman.
Pemerintah juga mengedepankan strategi jangka panjang melalui klasterisasi sektor UMKM. Ribuan pelaku usaha mikro digabungkan dalam holding usaha untuk menekan biaya produksi, meningkatkan efisiensi, dan memperbesar skala produksi.
“Dengan strategi ini, UMKM kita bukan hanya bertahan, tetapi juga bisa tumbuh dan menjadi pemain global,” tambah Maman.
Langkah diversifikasi pasar ini tidak hanya mencerminkan respon pemerintah terhadap krisis, tetapi juga menunjukkan visi jangka panjang dalam menciptakan ekonomi yang lebih tangguh dan tidak mudah terguncang oleh fluktuasi global. Keputusan pemerintah untuk segera membuka pasar baru, memperluas kemitraan dagang, dan membekali pelaku usaha dengan kebijakan strategis adalah bentuk nyata dari kepemimpinan yang sigap, progresif, dan proaktif.
Dengan ketahanan ekonomi yang diperkuat oleh sinergi lintas sektor dan keberanian mengambil langkah taktis, Indonesia menunjukkan kesiapannya menjadi kekuatan utama dalam perdagangan global yang semakin kompetitif.