Jakarta – Iran menunjukkan antusiasme tinggi dalam menghadiri The 19th Session of the Conference of the Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Sidang Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang akan digelar di kompleks parlemen, Jakarta, pada 12–15 Mei 2025 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, yang menyebutkan bahwa Iran bahkan telah menyiapkan kehadiran delegasi dalam jumlah besar sebagai bentuk keseriusan mereka. Sebanyak 62 delegasi dari Iran akan hadir, termasuk 15 anggota parlemen yang dipimpin langsung oleh Ketua Parlemen Iran.
“Dan itu memerlukan banyak pengaturan teknis bagaimana media mereka connect dengan media Parlemen kita, protokol mereka connect dengan protokol kita, siapa yang jemput, siapa yang nerima,” jelas Mardani.
Menariknya, delegasi Iran dijadwalkan tiba menggunakan jet pribadi, yang menjadi indikasi lain dari komitmen tinggi negara tersebut untuk terlibat aktif dalam sidang tahunan yang menjadi forum penting bagi parlemen negara-negara Islam tersebut.
Tak hanya hadir dalam forum resmi, Iran juga telah mengajukan permintaan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RI, Prabowo Subianto, serta Ketua DPR RI, Puan Maharani. “Sedang kita usahakan, dan mudah-mudahan itu bisa segera terwujud,” kata Mardani.
Menurut Mardani, antusiasme Iran ini selaras dengan tren positif dari negara-negara anggota OKI lainnya. Dari total 54 negara anggota, sebanyak 34 negara telah memastikan kehadirannya dengan total 429 delegasi. Tak hanya itu, 8 dari 11 negara berstatus pengamat juga menyatakan siap hadir.
“Ini akan menjadi salah satu perhelatan terbesar yang pernah diselenggarakan di lingkungan DPR RI,” ujarnya. Ia membandingkan dengan penyelenggaraan Inter-Parliamentary Union (IPU) sebelumnya yang digelar di hotel, sementara PUIC kali ini digelar langsung di kompleks DPR RI, yang memberikan tantangan tersendiri, terutama dalam aspek teknis dan protokoler.
Mardani memuji kesiapan tim Sekretariat Jenderal DPR RI dan BKSAP yang telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk merancang secara rinci aspek teknis penyelenggaraan, mulai dari penataan media, alur protokol, hingga pengamanan.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa selain Iran, negara seperti Aljazair juga telah mengajukan keinginan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan pejabat tinggi Indonesia. Ini menunjukkan bahwa sidang PUIC tidak hanya menjadi forum diplomasi multilateral, tetapi juga membuka ruang kerja sama bilateral yang strategis.
“Dengan itu banyak investasi masuk, ekonomi berkembang, SDM kita meningkat. Itu PR-PR yang kita coba highlight agar semua negara oke betul-betul bisa bekerja keras mengunjutkan kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya.
Sidang PUIC ke-19 ini diharapkan menjadi momentum penguatan diplomasi parlemen Indonesia serta memperkuat kerja sama antarnegara Islam di berbagai sektor strategis, termasuk pembangunan, perdamaian, dan kesejahteraan rakyat. Kehadiran aktif Iran dan negara-negara lainnya menjadi sinyal kuat bahwa forum ini kian mendapat tempat penting di tataran diplomasi global.