JAKARTA — DPR RI memastikan kesiapan hampir 100 persen dalam menyelenggarakan Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) yang akan digelar pada 12–15 Mei 2025 di Jakarta. Persiapan teknis dan substansi terus dimatangkan melalui koordinasi lintas instansi untuk menjamin kelancaran forum parlemen negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tersebut.
Sekretaris Jenderal DPR RI, Indra Iskandar, menegaskan bahwa semua aspek teknis telah dikonfirmasi ulang, mulai dari keimigrasian, kepabeanan, pengelolaan bandara, hingga layanan navigasi udara.
“Kami sangat siap. Tidak ada satu celah pun yang kami lewatkan. Simulasi dan pengecekan teknis sudah dilaksanakan bersama Professional Conference Organizer (PCO),” ujar Indra di Jakarta.
Ia menyebutkan, sejauh ini sudah ada 23 negara yang mengonfirmasi kehadiran dengan total 279 delegasi. Jumlah peserta diperkirakan mencapai 500 hingga 600 orang, termasuk utusan organisasi internasional.
“Angka ini masih mungkin bertambah, mengingat beberapa negara telah menyatakan minat hadir namun belum memberi konfirmasi resmi,” tambahnya.
Selain negara-negara anggota OKI, Setjen DPR RI juga mengundang sejumlah pemimpin negara sahabat di kawasan ASEAN, seperti Perdana Menteri Malaysia dan Perdana Menteri Singapura. Kehadiran mereka masih menunggu kepastian jadwal.
Konferensi ini juga menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama antarparlemen negara-negara Muslim. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menekankan pentingnya persatuan dan kolaborasi di antara bangsa-bangsa Islam.
“Keberagaman adalah kekuatan. Kita perlu mempererat hubungan dan mendorong kerja sama yang lebih strategis,” ujar Mardani.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pelaksanaan Konferensi PUIC ke-19 bertepatan dengan peringatan 25 tahun berdirinya PUIC, yang menjadikannya momentum penting untuk merefleksikan pencapaian dan memperbaharui komitmen bersama terhadap nilai-nilai perdamaian, keadilan, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
“Forum ini juga menjadi bagian dari upaya diplomasi parlementer Indonesia untuk berperan aktif dalam membangun tatanan dunia yang lebih adil dan berimbang,” tegas Mardani.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, turut menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang profesional dan berorientasi pada hasil.
“Ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar bagi Indonesia. Kami ingin menjadikan PUIC sebagai wadah strategis untuk memperkuat solidaritas negara-negara Islam dalam menghadapi tantangan global,” ucap Puan.
Dengan persiapan yang matang dan antusiasme tinggi dari negara-negara peserta, Konferensi ke-19 PUIC diharapkan tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga substantif, menghasilkan kesepakatan konkret yang memperkuat kerja sama antarparlemen negara Islam di masa depan.