Jakarta — Menyambut Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada 1 Mei 2025 mendatang, Ketua Umum Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali, menyerukan agar seluruh buruh di Indonesia merayakannya dengan semangat positif, damai, dan penuh suka cita.
Ia menegaskan bahwa May Day adalah momen penting untuk menyuarakan hak-hak buruh, namun harus dilakukan dengan cara yang santun dan bermartabat.
“May Day adalah momen penting bagi buruh untuk menyuarakan hak-haknya, tetapi harus dirayakan dengan cara yang positif, riang gembira, dan tetap menjaga persatuan,” ujar Habib Syakur.
Ia mengingatkan agar buruh tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang berupaya menunggangi perayaan ini dengan agenda anarkis.
“Kita harus hati-hati terhadap oknum-oknum yang ingin menciderai esensi perjuangan buruh dengan aksi anarkis atau kekerasan. Jangan sampai May Day yang mulia justru dinodai oleh kepentingan kelompok tertentu,” imbuhnya.
Menurut Habib Syakur Ali, buruh harus menjadi pelopor perubahan yang cerdas dan bermartabat.
“Buruh Indonesia harus tampil sebagai pelopor perubahan yang cerdas dan bermartabat. Jangan biarkan provokasi merusak solidaritas kita,” tegasnya
Senada dengan itu, Pengamat Politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Nurmadi Harsa Sumarta, juga mengimbau agar para buruh bersikap bijak dalam merespon momentum May Day .
Ia menilai bahwa demonstrasi yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak luas, mulai dari kerugian ekonomi hingga kerusakan citra industri nasional.
“Demonstrasi yang tidak terkendali bisa menimbulkan efek domino. Tak hanya kerugian ekonomi, tetapi juga bisa menghancurkan reputasi industri,” jelas Nurmadi.
Ia menambahkan, situasi yang tidak kondusif bisa menyebabkan investor menarik diri dan memindahkan usaha ke negara lain.
Oleh karena itu, seluruh elemen buruh diharapkan dapat menjaga stabilitas nasional dan menjadikan May Day sebagai ajang yang damai, menyenangkan, serta memperkuat persatuan bangsa.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal turut mengapresiasi rencana kehadiran Presiden Prabowo dalam Peringatan Hari Buruh.
“Di lapangan monas langsung dihadiri oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia. Ini adalah sejarah yang kedua terulang kembali, seorang Presiden RI hadir langsung bersama buruh dalam perayaan May Day atau Hari Buruh Internasional. Yang pertama melakukan itu adalah pesen pertama Republik Indonesia yaitu Bung Karno atau Ir Soekarno pada tanggal 1 Mei 1965,” ucapnya.
*