Jakarta – Pemerintah optimis dengan kinerja Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Danantara, sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, telah mencatatkan pencapaian luar biasa dengan mengelola aset mencapai Rp14.000 triliun atau setara 65% dari PDB Indonesia. Dengan total aset lebih dari US$ 900 miliar, Danantara masuk ke dalam 10 besar dana kekayaan negara terbesar di dunia.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kehadiran Danantara merupakan langkah besar dalam sejarah Indonesia dan merupakan wujud nyata dari visi para pendiri bangsa.
“Kini setelah hampir 80 tahun berlalu, tibalah generasi kita, pemerintah kita, untuk mewujudkan visi para pendiri dan pendahulu kita. Kita harus memastikan kekayaan Indonesia benar-benar bermanfaat dan dirasakan manfaatnya untuk kepentingan rakyat dan meningkatkan tingkat penghasilan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Dukungan terhadap Danantara datang dari kalangan legislatif. Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Idrus Salim, menyebut bahwa langkah strategis pemerintah dalam meluncurkan Danantara akan mempercepat pembangunan nasional, mengoptimalkan aset negara, serta menarik lebih banyak investasi.
“Jika kita melihat negara lain, SWF telah menjadi instrumen penting dalam mengelola investasi negara. Norwegia memiliki Government Pension Fund Global dengan aset lebih dari $1,6 triliun, sementara China memiliki China Investment Corporation ($1,35 triliun) dan SAFE Investment Company ($1,09 triliun). Negara-negara Timur Tengah seperti Abu Dhabi, Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar juga memiliki dana investasi yang mengelola aset ratusan miliar dolar,” jelas Idrus.
Lebih lanjut, Idrus menegaskan bahwa Danantara dirancang untuk menjadi pemain utama di tingkat global. Dengan proyeksi pengelolaan aset yang diperkirakan mencapai $982 miliar atau sekitar Rp15.547 triliun dalam beberapa tahun ke depan, Danantara berpotensi masuk dalam jajaran 10 SWF terbesar di dunia.
“Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk memastikan Indonesia memiliki daya saing di tingkat internasional. Keuntungan Danantara bagi Indonesia adalah bisa menjadi solusi pembiayaan nasional. Dengan Danantara, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri dan memiliki sumber pendanaan alternatif yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” tegasnya.
Sementara itu, analis pasar modal Indonesia yang juga ekonom dari Panin Sekuritas, Felix Darmawan menilai kehadiran Danantara sebagai langkah positif. Namun, ia tetap menantikan transisi awal yang akan menentukan efektivitasnya dalam meningkatkan aset BUMN dan mengurangi ketergantungan pada APBN.
“Kami menilai, kehadiran Danantara berpotensi mempercepat kemitraan dengan SWF asing, menarik lebih banyak modal, dan memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara-negara Barat maupun Timur Tengah,” ungkap Felix.
Dengan optimisme yang tinggi dari berbagai pihak, Danantara diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam membangun kemandirian ekonomi Indonesia. Sebagai salah satu SWF terbesar di dunia, Danantara akan menjadi instrumen kunci dalam memastikan pengelolaan aset negara yang lebih efisien, berkelanjutan, serta bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.